21 September, 2006

Salah Siapa?

Assalamualaikum,....
Belum lama ini saya pernah tulis cerita tentang sampah di Bantar Gebang. Waktu itu saya melihat bahwa segala sesuatu bisa menjadi manfaat atau sebaliknya menjadi bencana. Sampah bisa menimbulkan penyakit dll, tapi juga bisa menjadi sumber nafkah bagi sekelompok orang lainnya.
Tapi,.... Allahuakbar,.... berita terakhir yang saya terima, terjadi bencana di sana. Tumpukan sampah yang sudah menggunung itu runtuh dan menimpa orang-orang disekelilingnya, juga merusak properti lainnya.
Kalo sudah kejadiannya begini, semua pihak saling menyalahkan. Pemda Bekasi menyalahkan Perusahaan pengelola sampah, .... Perusahaan pengelola sampah menyalahkan infra struktur dan fasilitas yang ada,... dst...dst...
Disaat itu berjalan normal,.. semua pihak mau unjuk gigi bahwa dialah yang membuat semua itu berjalan normal. Yah... mungkin baru segitu aja mental orang Indonesia. Jadi salah siapa ini....?
Salah Pemerintahkah?.... Perusahaan pengelola sampahkah...? atau orang-orang sekitar lokasi yang memanfaatkan sampah itu yang kurang memperhatikan keamanan,..atau kesehatannya sendiri?
Salah Siapa ini..........

12 September, 2006

Hapunten

Assalamualaikum,
Dari pada ga nulis sama sekali, di hari menjelang Ramadhan ini saya sekeluarga mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya apabila ada dari saya dan keluarga saya pernah membuat suatu kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja. Mudah-mudahan dengan demikian tidak ada ganjalan bagi kami dalam menjalani ibadah di bulan yang kita tunggu-tunggu ini,....... sebagai ladang amal yang maha luas tak terbatas.
Sebaliknya, kami sekeluarga tidak pernah merasa ada satu kesalahan pun dari saderek sadaya, dan kami iklas atas saderek sadaya.
Wassalam...

04 September, 2006

Obat ngompol?

Suatu hari, Herman..... katakanlah itu namanya, pergi ke rumah sahabat karibnya, Tomi. Setiap punya masalah Herman memang selalu menceritaknnya kepada Tomi.
Herman: " Tom, saya punya masalah berat nih. Kamu kan tahu, saya baru saja 1 bulan menikah. Kebiasaan saya,....... maksudnya, bahwa saya sampai saat ini masih ngompol. Hal itu baru diketahui istri saya, dan dia protes. Saya juga maluuuuuuuuu banget, sebab mertua saya juga tau,... bahkan orang tua saya yang selama ini tidak tahu, sekarang menjadi tahu. Gimana ya, saya maluuuuuuuuuu banget. Saya takut istri saya menceraikan saya".
Tomi: "...ya yang sudah, sudah lah Man. Kita cari jalan keluarnya. Saya hari ini cari informasi dulu mungkin ada dokter atau entah apa lah itu yang bisa menyembuhkan kebiasaan kamu itu".
Herman: " Ok, makasih ya Tom,... tapi jangan dokter ya. Saya sudah bosen berganti-ganti dokter. Tapi saya tetep aja ngompol".
Keesokannya, Herman menelpon Tomi dan mengatakan bahwa ia sudah mendapatkan cara pengobatan alternatif, ke seorang dukun yang sakti. Maka dengan diantar oleh Tomi Herman pergi ke dukun itu.
Herman: " Mbah, tolong saya untuk menghilangkan kebiasaan saya,...ngompol....he..he. Mungkin ini juga penyakit mbah. Saya yakin mbah bisa mengobatinya".
Mbah dukun: " memangnya kenapa? mgompolkan menurut ilmu kedukteran bukan hal yang membahayakan?".
Herman: " Iya,... tapi saya maluuuuuuuuu banget mbah. Masa udah tua begini masih ngompol".
Mbah: "Ya udah,...mbah buatkan ramuan mujarab ya.."
Maka Herman dan Tomi pun pulang.
Setelah seminggu, Tomi menghubungi Herman.
Tomi: " Gimana man... sudah ok sekarang?".
Herman: " Wah tom, mbah itu hebat banget lho, sekarang saya sudah tenang".
Tomi:".... wah syukurlah. Udah ngga ngompol lagi???".
Herman: " Ngompol sih masih. Tapi saya sekarang sudah ngga malu lagi"
Tomi: ..?????

.............................MAKANYA.......JANGAN KE DUKUN.........