12 August, 2006

Merenung


Ngelamun?............
Bukan, mereka tengah melihat kebesaran alam, laut yang begitu luas tak berbatas, angin yang berhembus kencang terasa namun tak terlihat, burung-burung terbang di atas mereka, ikan yang bisa bernafas di laut. Semuanya terlihat sangat memukau, lujar biasa...........bagi orang yang mau merenungkan hal itu. Bagi sebahagian lain,...itu biasa saja.
Seperti halnya hari ini. Saya berangkat kerja melalui Bantar gebang ke arah Setu dan tembus ke Cikarang. Melalui daerah ini kita melewati suatu wilayah TPA (pemuangan sampah akhir) yang sangat kotor, kumuh,..... bau pula. Ke tempat ini warga jakarta membuang sampah, apapun bentuknya. Di mana-mana tumpukan sampah. Di satu sudut sebelah kanan saya, di antara tumpukan sampah itu, ada seorang laki-laki dengan pakaian compang-camping,.. kotor. Saya perhatikan dia..... dan saya berkesimpulan bahwa dia orang kurang waras (gila..mungkin) karena dia bicara sendiri, tertawa sendiri, kadang-kadang nangin dan teriak. Yang sangat mengherankan saya, laki-laki ini bisa diam seperti patung sampil telapak tangannya di buka di bagian bawah,.... dan tiba-tiba tangannya dihentakkan, ...menangkap lalat-lalat yang berkerumun di sekitarnya,...... dan dia memasukkannya ke mulut, mengunyahnya, dan menelannya. Kok Bisa,..kok ngga sakit?, itukan kotor?.... Saya tidak hanya sekali melihat orang ini melakukan itu, apa dia ga pernah sakit? Makan nasi ngga ya? Kalo makan nasi dari mana nasinya?
Di sekitar orang tadi, masih banyak lagi orang-orang yang melakukan aktifitas rutinnya,.. memulung sampah yang bisa dijual, seperti plastik, kardus dll. Pagi-pagi sekali mereka sudah keluar "rumah" yang terbuat dari kardus. Di sekitar rumahnya ada genangan air yang kotor dan bau. Sampah di mana-mana. Bila hujan, bisa dibayangkan bagaimana lingkungan mereka, rumah mereka. Tapi kok bisa mereka hidup di sana.
Renungkan. Bagi sebahagian orang , aktifitas mereka mungkin biasa-biasa saja. Dan itu banyak terjadi di kota-kota besar. Tapi coba sekali lagi renungkan dalam-dalam. Nilai-Nilai apa yang bisa kita ambil dari fragmen yang saya lihat tadi.
Allah memberikan kita rizki dari segala sesuatu yang tidak disangka-sangka. Kita tidak bisa memperkirakan kehendakNya. Renungkan,...... mudah-mudahan bertambahlah ilmu kita,...pengertian kita........

9 comments:

Anonymous said...

Allah SWT memberikan kita banyak hal... mulai dari hidup, rezeki, jodoh hingga iman. Namun terkadang manusia hanya mengikuti nafsu... nafsu dunia yang pasti ada batasnya. Padahal masih bayak hal yang paling kekal yang bisa dinikmati.. IMAN. Salam buat keluarga dari Edwin & Leni sekeluarga.

urang kertasari said...

Assalamu'alaikum Oom Edwin,
Saya OOm nya Iwan, selamat kenal ya.
Ini temen kerja, kantor atau apa dengan iwan ?
Salam untuk keluarga dari saya dan keluarga

Herli Salim said...

Hallo... Iwan. Bagus tulisannya 'bernas'. Ayo terus! Memang dikir dgn hati dan pikiran, dan disertai kehati-hatian akan meningkatkan kualitas kita sebagai manusia. Kita akan menjadi orang pandai bersyukur, insya Allah...

Herli Salim said...

Wan...Mang Dudung ngajak diskusi ttg waktu. Mang Dudung kan jagonya ngitung...Lihat menarik yg dihitung oleh Mang Dudung ttg waktu ini. Ayo komen! keluarin aja apa yg ada diingatan. See how you go...

iwan said...

Mang Dung, itukan Edwin suaminya Leni (adiknya Jul),..ingetkan?

urang kertasari said...

Nggak inget Wan, yang mana ya? Yang rumahnya di Bekasi jauh sana, yang lewat rel Kereta?

Anonymous said...

he...he....he.... jadi ngga enak ni .... kenalin Mang ni edwin suaminya leni yang rumahnya di Parung.... Alhamdullilah saya kerja di bagian IT... jadi yaa bisa lah maen internetan (gratis lagi..) he..he...he...

kumaha mamang sekeluarga ... sehat-sehat aja kan.... salam ya mang dari Edwin sama Leni + si imut Revianisa Faqihah Herawan (18 bln)

Herli Salim said...

Merdeka! Meredeka! Merdeka! Dirgahayu Indonesia yang ke-61. Semoga jayalah selalu bangsaku. Mari taruh harapan posistif pada bangsa tercinta ini dan ayo berbuat semampu yg kita bisa. Lingkup kecil itulah yg akan besar kelak... Dirgahayu Indonesiaku...

Herli Salim said...

Iwan...update dong...ko ga ganti-ganti. Cerita atau kirim apa sajalah. KUmaha wartosna Bapa & Ibu di Pondok Gede ?